Powered By Blogger

MISI SOSIAL PMMT

Keberadaan PMMT dibentuk dan didesain untuk mengurangi beban permasalahan sosial-ekonomi masyarakat pada umumnya dan patani cabe pada khususnya yang bermuara pada permasalahan multidimensional, seperti tingkat penganguran yang masih cukup tinggi, kantong-kantong kemiskinan yang didominasi sektor pertanian karena keterbatasan akses informasi, teknologi dan advokasi, kenakalan remaja, tingginya buruh urban dari pedesaan dan lemahnya keperdulian generasi muda pada sektor pertanian.

Adapun beberapa indikator capaian PMMT berkaitan dengan peran dan misi sosial adalah sebagai berikut: 1). Semakin meluasnya usaha penyemaian benih di lingkungan Karangsari yang berdampak pada kebangkitan ekonomi lokal.2) Keberadaan PMMT, mampu memotivasi lahirnya industri- industri turunan skala rumah tangga seperti: Industri media tanam benih, Industri pembuatan kotak bambu tempat bibit (Dulang), Industri lanjaran atau penyangga tanaman cabe, Industri pengolahan kompos. 2). Pelibatan generasi muda sebagai Mitra Utama PMMT dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja. 3). Penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan, sehingga terkadang harus mendatangkan tenaga kerja dari luar sentra produksi PMMT.4). Meningkatnya kesadaran penggunaan bahan dan obat-obatan dosis yang dianjurkan sehingga lebih rahmah lingkungan. 5). Meningkatnya penggunaan pupuk kompos sebagai pupuk dasar budidaya cabe, sehingga dapan menekan penggunaan pupuk kimia. 6). Memupus rasa gengsi dan bangkitnya kesadaran, khususnya pada generasi muda bahwa sektor pertanian bukan sektor termarginalkan yang harus dijauhi atau ditinggalkan.

Bagaimana Pendapat Anggota terhadap unit-unit usaha yang telah dibentuk oleh PMMT Banyuwangi?

Siapakah Figur Bendahara PMMT yang cocok menurut anggota?

Perlukah adanya pembaharuan pengelola koperasi

PESAN BENDAHARA DAN KETUA BAGIAN UMKM KITA....

Simpanan Wajib ayo kita tingkatkan, bagi yang masih punya tanggungan lekas diselesaikan, jika ada masalah mari kita duduk bersama dan cari solusinya...

INDAHNYA KEBERSAMAAN

INDAHNYA KEBERSAMAAN
Anto adalah salah satu pegawai yang cukup sibuk yang bekerja untuk salah satu perusahaan swasta terkemuka, sehingga seringkali ia pulang kerja hingga larut malam. Suatu ketika Anto pulang kerja, ternyata Budi (anaknya) yang masih kelas 2 SD membukakan pintu untuknya, dan sepertinya Budi memang sengaja menunggu ayahnya tiba di rumah. “Kok kamu belum tidur?”, sapa Anto setelah mencium keningnya. Budi menjawab,“Aku memang sengaja menunggu ayah pulang karena aku ingin bertanya, berapa sih gaji ayah?”. “Lho, kok kamu nanya gaji ayah sih?”, “Nggak, Budi cuma mau tahu aja ayah..”, timpal Budi. Ayahnya pun menjawab, “Kamu hitung sendiri, setiap hari ayah bekerja 10 jam dan dibayar Rp.400.000, dan tiap bulan rata-rata ayah bekerja 25 hari. Hayoo.. jadi berapa gaji ayah dalam 1 bulan?”. Budi langsung bergegas mengambil pensilnya, sementara ayahnya melepas sepatu. Ketika Anto beranjak menuju kamar, Budi berlari mengikutinya. Kemudian Budi menjawabnya, “Kalo 1 hari ayah dibayar Rp.400.000 untuk 10 jam, berarti 1 jam ayah digaji Rp.40.000 donk?”. “Pinter anak ayah sekarang ya.., sekarang kamu cuci kaki dan tidur ya”, jawab ayahnya. Tetapi, Budi tidak juga beranjak. Sambil memperhatikan ayahnya ganti pakaian, Budi kembali bertanya, “Ayah, boleh pinjam uang 5rb nggak?”. “Sudah, buat apa uang malam-malam begini?! Ayah capek, mau mandi dulu, sekarang kamu tidur!”, jawab ayahnya. Dengan wajah melas Budi menjawab, “Tapi ayah..”, ayahnya pun langsung menghardiknya, “Ayah bilang tidur!!”. Anak kecil itupun langsung berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Anto menyesali perbuatannya yang telah menghardik anaknya tersebut. Ia pun melihat kondisi anaknya tersebut. Dan ternyata, anak kesayangannya itu belum tidur. Ternyata Budi dilihatnya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000 di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala anaknya itu, Anto berkata, “Maafkan ayah ya nak. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok kita beli ya. Jangankan minta 5rb, lebih dari itupun ayah kasih”. Budipun menjawab, “Ayah, aku nggak minta uang. Aku cuma mau minjem. Nanti aku kembalikan lagi setelah aku nabung minggu ini”. “Iya iya, tapi buat apa?”, tanya Budi dengan lembut. “Aku nunggu ayah dari jam 8 tadi, aku mau ngajak ayah main ular tangga. Cuma tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang, kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ternyata cuma ada Rp.15.000. tapi, karena ayah bilang ayah tiap 1 jam ayah digaji Rp.40.000, jadi setengah jamnya ayah digaji Rp.20.000. Uang tabunganku kurang 5rb, jadi makanya aku mau pinjam uang ayah 5rb”, jawab Budi dengan polos.

Minggu, 31 Juli 2011

Indahnya Kebersamaan...


Semua pasti pernah merasakan bagaimana rasanya setelah kerja seharian penuh, disibukkan dengan urusan pekerjaan yang terkadang bikin kepala pusing, belum juga ditambahi urusan baru, sedangkan urusan lama belum juga kelar, apalagi dengan suasana kerja yang tidak kondusif, hawa panas, mudah tersulut emosi… waduh..capek deh..
Tapi itu semua hanyalah serentetan aktifitas, susana dan kondisi di saat kerja, wajar… alami.. saya pun cukup sering merasakan hal yang demikian.
Di saat seperti itu, semua pasti butuh sesuatu untuk “cheer up”, penyegar semangat, pengusir rasa jenuh dan lain-lain…
Ada satu yang menarik di tempat kerja saya. Ga tahu apakah ini termasuk kreatif, ataukah penghematan, ga apa-apa, bukan masalah, yang penting semuanya bisa senang, sehat dan bisa menjadi obat penawar stress.. xixixi…
Pada tahu kan yang namanya olahraga tenis meja (pingpong)..??!! Nah di sini, saat ini lagi getol-getolnya sama olahraga yang satu ini.
Awalnya sih iseng, ada seorang teman yang nyeletuk “enaknya main pingpong nih..??!! “, terus yang lain balas, “ada duit ga buat beli mejanya…??”
” Ngapain harus beli, buat aja sendiri, ntar tak buatin deh..”
Nah, berawal dari situ, akhirnya timbul semangat buat bikin tuh meja pingpong. Kayu-kayu buat penyangga diambil dari sisa pallet-pallet yang tidak terpakai, terus mejanya dibuat dari papan bekas rak yang tidak terpakai lagi.
Sedikit demi sedikit, nyempetin nggarap di hari minggu selama satu jam. Eeeeeh, ga terasa hanya dalam 3 minggu tuh meja udah jadi, lengkap dengan net-nya. Seneng banget semua orang, lumayan ada hiburan baru..
Sampai sekarang pun meja masih sering dipakai, malah pernah juga dibuat ajang pertandingan antar karyawan. Meskipun hadiah utama hanya tropi dan uang 100 rb, tapi semangat kebersamaan di dalamnya begitu terasa. Tidak ada yang namanya perbedaan antara atasan dan bawahan saat main, semuanya sama… teman… saudara..
Nah, hal yang seperti inilah yang semestinya perlu diteruskan, semangat kebersamaan, semangat persaudaraan, terutama dalam lingkungan kerja. Siapa tahu dengan dilakukannya yang seperti ini malah akan lebih meningkatkan mutu dan semangat kerja karyawan PMMT. Sungguh indah kebersamaan.
(Salah satu Harapan Pengurus PMMT Banyuwangi)

Pentingnya Teamwork, Apakah PMMT sudah memiliki Teamwork Yang SOLID?


Ternyata memang benar, bekerja kalo dilakukan secara bersama-sama akan lebih efektif dan menghasilkan daripada secara otodidak, apalagi jika menyangkut kepentingan banyak orang.
Terbukti di lingkungan kerja kita. Ketika kita sibuk mengurus dirinya dan bagiannya masing-masing tanpa mengikuti proses ataupun sekedar melirik bagian yang lain, saat dihadapkan dengan kepentingan bersama, semuanya seolah-olah menjadi “blank”, tak tahu harus ngapain dan bagaimana…?
Makanya berbekal dari pengalaman yang sudah-sudah, dan mungkin juga setiap orang sekarang menjadi sadar bahwa semuanya akan berimbas pada diri mereka masing-masing, marilah kita bentuk semacam Discussion Group yang membahas tentang segala permasalahan yang berhubungan dengan kepentingan bersama, berusaha mencari solusi yang baik dan benar. Dan metode seperti itu terbukti memang cukup manjur dan efektif, dan hasilnya bisa dirasakan bersama.
Teamwork tidak membutuhkan ego yang tinggi, yang penting adalah semangat kebersamaan dalam melaksanakan pekerjaan. Tinggalkan sifat arogansi masing-masing, prioritaskan mana yang lebih membutuhkan, kepentingan pribadi atau kepentingan bersama…
Inilah poin yang saya petik dan sekaligus ambil hikmahnya, bahwa :
Boleh mempertajam diri sendiri, namun jangan sekali-kali lupa bahwa di bawah kita adalah masih menjadi tanggung jawab kita. Baik buruknya mereka adalah cerminan dari sikap dan pribadi kita.
Pemimpin bukanlah pemimpin manakala bawahannya tidak mampu mengikuti siapa yang memimpinnya.