Powered By Blogger

MISI SOSIAL PMMT

Keberadaan PMMT dibentuk dan didesain untuk mengurangi beban permasalahan sosial-ekonomi masyarakat pada umumnya dan patani cabe pada khususnya yang bermuara pada permasalahan multidimensional, seperti tingkat penganguran yang masih cukup tinggi, kantong-kantong kemiskinan yang didominasi sektor pertanian karena keterbatasan akses informasi, teknologi dan advokasi, kenakalan remaja, tingginya buruh urban dari pedesaan dan lemahnya keperdulian generasi muda pada sektor pertanian.

Adapun beberapa indikator capaian PMMT berkaitan dengan peran dan misi sosial adalah sebagai berikut: 1). Semakin meluasnya usaha penyemaian benih di lingkungan Karangsari yang berdampak pada kebangkitan ekonomi lokal.2) Keberadaan PMMT, mampu memotivasi lahirnya industri- industri turunan skala rumah tangga seperti: Industri media tanam benih, Industri pembuatan kotak bambu tempat bibit (Dulang), Industri lanjaran atau penyangga tanaman cabe, Industri pengolahan kompos. 2). Pelibatan generasi muda sebagai Mitra Utama PMMT dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja. 3). Penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan, sehingga terkadang harus mendatangkan tenaga kerja dari luar sentra produksi PMMT.4). Meningkatnya kesadaran penggunaan bahan dan obat-obatan dosis yang dianjurkan sehingga lebih rahmah lingkungan. 5). Meningkatnya penggunaan pupuk kompos sebagai pupuk dasar budidaya cabe, sehingga dapan menekan penggunaan pupuk kimia. 6). Memupus rasa gengsi dan bangkitnya kesadaran, khususnya pada generasi muda bahwa sektor pertanian bukan sektor termarginalkan yang harus dijauhi atau ditinggalkan.

Bagaimana Pendapat Anggota terhadap unit-unit usaha yang telah dibentuk oleh PMMT Banyuwangi?

Siapakah Figur Bendahara PMMT yang cocok menurut anggota?

Perlukah adanya pembaharuan pengelola koperasi

PESAN BENDAHARA DAN KETUA BAGIAN UMKM KITA....

Simpanan Wajib ayo kita tingkatkan, bagi yang masih punya tanggungan lekas diselesaikan, jika ada masalah mari kita duduk bersama dan cari solusinya...

INDAHNYA KEBERSAMAAN

INDAHNYA KEBERSAMAAN
Anto adalah salah satu pegawai yang cukup sibuk yang bekerja untuk salah satu perusahaan swasta terkemuka, sehingga seringkali ia pulang kerja hingga larut malam. Suatu ketika Anto pulang kerja, ternyata Budi (anaknya) yang masih kelas 2 SD membukakan pintu untuknya, dan sepertinya Budi memang sengaja menunggu ayahnya tiba di rumah. “Kok kamu belum tidur?”, sapa Anto setelah mencium keningnya. Budi menjawab,“Aku memang sengaja menunggu ayah pulang karena aku ingin bertanya, berapa sih gaji ayah?”. “Lho, kok kamu nanya gaji ayah sih?”, “Nggak, Budi cuma mau tahu aja ayah..”, timpal Budi. Ayahnya pun menjawab, “Kamu hitung sendiri, setiap hari ayah bekerja 10 jam dan dibayar Rp.400.000, dan tiap bulan rata-rata ayah bekerja 25 hari. Hayoo.. jadi berapa gaji ayah dalam 1 bulan?”. Budi langsung bergegas mengambil pensilnya, sementara ayahnya melepas sepatu. Ketika Anto beranjak menuju kamar, Budi berlari mengikutinya. Kemudian Budi menjawabnya, “Kalo 1 hari ayah dibayar Rp.400.000 untuk 10 jam, berarti 1 jam ayah digaji Rp.40.000 donk?”. “Pinter anak ayah sekarang ya.., sekarang kamu cuci kaki dan tidur ya”, jawab ayahnya. Tetapi, Budi tidak juga beranjak. Sambil memperhatikan ayahnya ganti pakaian, Budi kembali bertanya, “Ayah, boleh pinjam uang 5rb nggak?”. “Sudah, buat apa uang malam-malam begini?! Ayah capek, mau mandi dulu, sekarang kamu tidur!”, jawab ayahnya. Dengan wajah melas Budi menjawab, “Tapi ayah..”, ayahnya pun langsung menghardiknya, “Ayah bilang tidur!!”. Anak kecil itupun langsung berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Anto menyesali perbuatannya yang telah menghardik anaknya tersebut. Ia pun melihat kondisi anaknya tersebut. Dan ternyata, anak kesayangannya itu belum tidur. Ternyata Budi dilihatnya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000 di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala anaknya itu, Anto berkata, “Maafkan ayah ya nak. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok kita beli ya. Jangankan minta 5rb, lebih dari itupun ayah kasih”. Budipun menjawab, “Ayah, aku nggak minta uang. Aku cuma mau minjem. Nanti aku kembalikan lagi setelah aku nabung minggu ini”. “Iya iya, tapi buat apa?”, tanya Budi dengan lembut. “Aku nunggu ayah dari jam 8 tadi, aku mau ngajak ayah main ular tangga. Cuma tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang, kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ternyata cuma ada Rp.15.000. tapi, karena ayah bilang ayah tiap 1 jam ayah digaji Rp.40.000, jadi setengah jamnya ayah digaji Rp.20.000. Uang tabunganku kurang 5rb, jadi makanya aku mau pinjam uang ayah 5rb”, jawab Budi dengan polos.

Minggu, 31 Juli 2011

Indahnya Kebersamaan...


Semua pasti pernah merasakan bagaimana rasanya setelah kerja seharian penuh, disibukkan dengan urusan pekerjaan yang terkadang bikin kepala pusing, belum juga ditambahi urusan baru, sedangkan urusan lama belum juga kelar, apalagi dengan suasana kerja yang tidak kondusif, hawa panas, mudah tersulut emosi… waduh..capek deh..
Tapi itu semua hanyalah serentetan aktifitas, susana dan kondisi di saat kerja, wajar… alami.. saya pun cukup sering merasakan hal yang demikian.
Di saat seperti itu, semua pasti butuh sesuatu untuk “cheer up”, penyegar semangat, pengusir rasa jenuh dan lain-lain…
Ada satu yang menarik di tempat kerja saya. Ga tahu apakah ini termasuk kreatif, ataukah penghematan, ga apa-apa, bukan masalah, yang penting semuanya bisa senang, sehat dan bisa menjadi obat penawar stress.. xixixi…
Pada tahu kan yang namanya olahraga tenis meja (pingpong)..??!! Nah di sini, saat ini lagi getol-getolnya sama olahraga yang satu ini.
Awalnya sih iseng, ada seorang teman yang nyeletuk “enaknya main pingpong nih..??!! “, terus yang lain balas, “ada duit ga buat beli mejanya…??”
” Ngapain harus beli, buat aja sendiri, ntar tak buatin deh..”
Nah, berawal dari situ, akhirnya timbul semangat buat bikin tuh meja pingpong. Kayu-kayu buat penyangga diambil dari sisa pallet-pallet yang tidak terpakai, terus mejanya dibuat dari papan bekas rak yang tidak terpakai lagi.
Sedikit demi sedikit, nyempetin nggarap di hari minggu selama satu jam. Eeeeeh, ga terasa hanya dalam 3 minggu tuh meja udah jadi, lengkap dengan net-nya. Seneng banget semua orang, lumayan ada hiburan baru..
Sampai sekarang pun meja masih sering dipakai, malah pernah juga dibuat ajang pertandingan antar karyawan. Meskipun hadiah utama hanya tropi dan uang 100 rb, tapi semangat kebersamaan di dalamnya begitu terasa. Tidak ada yang namanya perbedaan antara atasan dan bawahan saat main, semuanya sama… teman… saudara..
Nah, hal yang seperti inilah yang semestinya perlu diteruskan, semangat kebersamaan, semangat persaudaraan, terutama dalam lingkungan kerja. Siapa tahu dengan dilakukannya yang seperti ini malah akan lebih meningkatkan mutu dan semangat kerja karyawan PMMT. Sungguh indah kebersamaan.
(Salah satu Harapan Pengurus PMMT Banyuwangi)

Pentingnya Teamwork, Apakah PMMT sudah memiliki Teamwork Yang SOLID?


Ternyata memang benar, bekerja kalo dilakukan secara bersama-sama akan lebih efektif dan menghasilkan daripada secara otodidak, apalagi jika menyangkut kepentingan banyak orang.
Terbukti di lingkungan kerja kita. Ketika kita sibuk mengurus dirinya dan bagiannya masing-masing tanpa mengikuti proses ataupun sekedar melirik bagian yang lain, saat dihadapkan dengan kepentingan bersama, semuanya seolah-olah menjadi “blank”, tak tahu harus ngapain dan bagaimana…?
Makanya berbekal dari pengalaman yang sudah-sudah, dan mungkin juga setiap orang sekarang menjadi sadar bahwa semuanya akan berimbas pada diri mereka masing-masing, marilah kita bentuk semacam Discussion Group yang membahas tentang segala permasalahan yang berhubungan dengan kepentingan bersama, berusaha mencari solusi yang baik dan benar. Dan metode seperti itu terbukti memang cukup manjur dan efektif, dan hasilnya bisa dirasakan bersama.
Teamwork tidak membutuhkan ego yang tinggi, yang penting adalah semangat kebersamaan dalam melaksanakan pekerjaan. Tinggalkan sifat arogansi masing-masing, prioritaskan mana yang lebih membutuhkan, kepentingan pribadi atau kepentingan bersama…
Inilah poin yang saya petik dan sekaligus ambil hikmahnya, bahwa :
Boleh mempertajam diri sendiri, namun jangan sekali-kali lupa bahwa di bawah kita adalah masih menjadi tanggung jawab kita. Baik buruknya mereka adalah cerminan dari sikap dan pribadi kita.
Pemimpin bukanlah pemimpin manakala bawahannya tidak mampu mengikuti siapa yang memimpinnya.

Rabu, 27 Juli 2011

CARA MEMBUAT MANISAN CABE, SAMBUT LEBARAN



Cabe, atau orang jawa bilang lombok, seringnya dibuat sambal atau saus untuk menggugah selera makan. Banyak atau mungkin sering kita jumpai, hampir setiap hari, ibu kita, istri kita membuat sambal untuk teman lauk makan. Makan kalau tanpa sambal, rasanya ada yang kurang gitu, katanya (mungkin sebagian orang merasakannya). Mungkin termasuk diriku, pas kebetulan selera makan turun, “dinner” hanya mie rebus (kuah dah mulai dingin), daripada mubazir kasih saus sambel, habis juga, Alhamdulillah.
Di pinggir-pinggir jalan, terutama di pinggir alun-alun gede, banyak kedai lesehan menawarkan makanan untuk santap malam, menu yang biasa tersedia = Ayam bakar, Ayam goreng, Bebek bakar, Bebek goreng, Pecel lele, Sate, Nasi goreng, apalagi ? Untuk minuman ada es teh, kopi, susu, bajigur, teh panas, ronde, dan sebagainya. Anda mau pesan apa ? Tentunya untuk hidangan nasi plus ayam bakar misalnya, sambal terasi atau sambal tomat tidak ketinggalan plus lalapan timun, kobis, dan daun kemangi. Hmm.. yummy. Ups..jangan salah, terlalu sering makan makanan seperti tersebut diatas (fast food atau junk food?), apalagi tiap malam, tidak baik buat kesehatan, bisa kena penyakit Ginjal atau Liver. Yah, sekali kali tidak mengapa, misal dua minggu sekali atau sebulan sekali, Insya Allah gpp.
Nah, disini akan disajikan cara membuat manisan cabe. Kalau membuat sambal mah, Insya Allah semua orang dah tahu (tahu sih, tapi belum tentu bisa membuat, takut kena mata, he2). Cabe juga mengandung vitamin C dan vitamin A loh, CMIIW (corect me if i am wrong).
Bahan : 1.Cabe yang berdaging tebal. Bisa dicari di pasar, Insya Allah ada. Beli setengah kilo dulu, harga belum naikkan ?, 2.Gula pasir secukupnya (asal dah manis, Insya Allah bisa)., 3.Garam. dan 4.Air.
CaraMembuat : 1. Belah cabe, dan buang semua isi atau jeroan cabe, termasuk biji dan tangkai putih yang ada didalam cabe. Kata orang, yang membuat rasa pedas adalah biji dan tangkai putih yang terdapat dalam cabe. 2. Setelah itu, rendam cabe yang telah dibuang isinya kedalam air garam selama 6 sampe 12 jam. Ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa rasa pedas yang ada di dalam cabe. 3. Sementara itu, masak air dan gula pasir, aduk hingga merata hingga mengental dan masak. Angkat, dan usahakan masih dalam keadaan panas. 4. Ambil cabe yang telah direndam dalam larutan garam, tiriskan dan cuci bersih. 5. Lalu rendam cabe tersebut dalam larutan gula (dalam keadaan panas, supaya rasa manisnya meresep kedalam cabe, tapi bukan dalam keadaan kompor menyala). 6. Rendam kira-kira 6 -12 jam, lalu cicipi cabenya apakah sudah manis atau belum. Kalau belum, tiriskan cabe, lalu masak lagi larutan gula tersebut. Setelah masak, matikan kompor, masukan kembali cabenya ke dalam larutan gula. Rendam lagi..dan seterusnya.. 7. Jika dirasa sudah manis, cabe siap untuk dihidangkan dan dinikmati..

Senin, 25 Juli 2011

CABE TIGA SATU




Suatu hari Mariyem si pembantu rumah tangga yang lugu disuruh majikannya untuk membelikan rujak cingur tidak jauh dari rumah majikannya tersebut.

Majikan: “Mary, kamu beli rujak dulu sana. Dua bungkus ya, satu buat saya dan satu buat bapak.”
(sambil memberikan uang dua puluh ribu supiah)

Mariyem: “Baik nyonya.”

Majikan: “Jangan lupa punya saya minta cabe tiga dan punya bapak cabe satu saja.”

Mariyem: “Baik nyonya. Punya nyonya cabe tiga dan punya tuan cabe satu.”

Tak berapa lama si Juminten pun datang setelah membeli dua bungkus rujak cingur dan mempersiapkannya di piring untuk kedua majikannya itu. Setelah makan beberapa suap majikannya merasa rujaknya tidak pedas.

Majikan: “Mary, kok rujaknya gak pedas? Tadi kamu sudah bilang kalau minta cabe tiga dan punya tuan cabe satu.”

Mariyem : “Sudah nyonya. Lha ini cabenya. Untuk nyonya tiga dan untuk tuan satu.”
(sambil menyerahkan empat biji cabe kepada majikannya)

Majikan: “……… cabe dehh” dasar Telmi....

Alternatif Mata Pencaharian Menghadapi Hari IDUL FITRI Disaat Komoditi Pertanian Paceklik...




Manisan Tomat Rasa Kurma

Bahan : 1 Tomat merah segar 4 kg (agak mengkal), 2. Gula pasir ½ kg, 3. Gula merah ½ kg, 4. Kapur sirih 400 gram (+- 4 sendok makan) dan Air secukupnya

Alat : 1. Baskom Plastik, 2 Pisau, 3. Sendok Makan, 4. Kuali/ Wajan, 5. Sutil, 6. Nyiru Bambu dan Plastik

Cara Membuat : Pilih tomat dengan warna dan ukuran yang seragam, lalu cuci bersih., Belah tomat menjadi 4 bagian, buang bijinya lalu rendam dalam air secukupnya yang telah ditambahkan kapur sirih (hingga terendam). Diamkan selama semalam, tiriskan dan cuci bersih. Pastikan daging tomat teksturnya agak keras., Masak gula di dalam wajan dengan api kecil sampai meleleh., Masukkan tomat sambil diaduk-aduk perlahan (jangan sampai tomat hancur) hingga gula larut dan agak mengering, angkat dan tiriskan. (Dibutuhkan waktu +- selama 1 jam), Untuk mendapatkan hasil yang awet, keringkan (dijemur di bawah panas terik matahari +- selama 3 hari atau hingga tomat brwarna kecoklatan)., Nah, manisan tomat siap dikemas / dikonsumsi.

Tips : Pilih tomat merah yang agak mengkal agar hasil jadi manisan tidak hancur., Lebih baik jika menggunakan jenis tomat dona atau jenis tomat ceri agar hasil jadi mirip dengan kurma, Saat menjemur, tutup tampah / nyiru dengan plastik untuk menghindari debu, Untuk hasil yang empuk dan kenyal, manisan tomat yang telah dijemur dapat di oven selama +- 15 menit. Dan Dari 4 kg tomat mentah, setelah diolah biasanya hanya menghasilkan 8 ons.

Sabtu, 23 Juli 2011

MANFAAT YANG DIDAPAT PETANI DENGAN BERGABUNG DENGAN PMMT ?


Subtansi keberadaan PMMT adalah bagaimana menjembatani tiga permasalah pokok yang sering dihadapi para petani cabe merah, yaitu teknologi budidaya, permodalan dan pemasaran. Diharapkan dengan teruraikannya tiga permasalahan tersebut, para petani cabe memiliki bargaining posisition yang kuat di mata para pedagang dan pasar, serta mengurang resiko gagal panen.
Yang lebih penting, langkah yang diambil PMMT dapat memberikan solusi, bukan justru menciptakan permasalahan baru, khususnya terhadap para pedagang cabe. Keberadaan PMMT bukan untuk meniadakan para pedagang cabe yang telah ada, tetapi bagaimana mengurangi praktek-praktek monopoli, sehingga terjadi keadilan ekonomi pasar dan meningkatkan nilai tawar petani pada level tersebut. Untuk itu kemitraan dengan pedagang cabe perlu kiranya dilakukan PMMT guna menggapai tujuan tersebut.
Selain itu, tujuan kemitraan pedagang cabe adalah menjaga kontinyuitas dan ketersediaan barang guna mencukupi permintaan pasar. Salah satu metode menjalin kemitraan pedagang cabe adalah dengan cara menginvestasikan modal sebagai bentuk ikatan kerjasama.
Jenis dan model usaha yang dikembangkan PMMT merupakan satu kesatuan elemen sistem yang mendukung keberlangsungan usaha PMMT dalam mengelola usaha agribis cabe merah. Sehingga terbangunlah pondasi usaha yang kokoh, mandiri dan berkelanjutan.

Ruang Lingkup Usaha PMMT


Lingkup usaha yang dikembangkan PMMT berkaitan dengan percabaian meliputi; Budidaya, Kios Saprotan, Penyemaian Benih, Trading, Klinik Agribis dan Tabungan Petani Mitra. Usaha tersebut dikembangkan secara terintregasi karena satu usaha dengan usaha yang lain memiliki keterkaitan yang sangat erat.
a). Budidaya, Budidaya merupakan salah satu kegiatan produksi untuk menghasilkan cabe merah. Pada saat musim penghujan, biaya yang dibutuhkan bisa mencapai 50 juta per hektar dan disaat musim kemarau mencapai 40 juta per hektar. Dalam kondisi tanaman normal, per hektar dapat menghasilkan panen 10 hingga 12 ton, b). Kios Saprotan, Budidaya tidak terlepas dari kebutuhan sarana-prasarana pertanian, seperti pupuk, obat-obatan, mulsa dan lain sebagainya. Untuk itu dalam menopang kegiatan budidaya dan untuk memenuhi kebutuhan petani cabe, baik mitra maupun non-mitra, PMMT mengembangkan usaha Kios Saprotan. C). Penyemaian Benih, Benih cabe harus disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam dan diperlukan penanganan khusus agar bibit tidak rusak atau mati sebelum dipindahkan ke lahan. Bibit cabe siap ditanam pada umur 25 hari dengan batas minimal jumlah daun delapan buah. d). Trading, Kegiatan ini meliputi sortasi, packaging, dan distribusi. Cabe dikemas dalam kardus-kardus untuk mengindari kerusakan pada saat pengiriman. Cabe yang rusak karena patah, busuk buah, dan kematangan yang tidak sempurna dipisahkan untuk mendapatkan kualitas cabe sesuai standar pasar. e).Klinik Agribis, Klinik agribis merupakan kegiatan non-profit sebagai bentuk tanggungjawab moral PMMT berkaitan dengan transformasi teknologi. PMMT memberikan konsultasi, pendampingan lapang dan advokasi kepada petani mitra dengan tujuan meminimalis resiko kegagalan pada saat budidaya. g). Tabungan Petani Mitra, Kesadaran menabung petani yang sangat rendah menjadi alasan utama PMMT menggalakkan tabungan kepada para Petani Mitra. Ketika petani memperoleh hasil, biasanya mereka sangat konsumtif dan lupa kebutuhan yang akan datang. PMMT memiliki dua jenis tabungan, yaitu Tabungan Idul Fitri dan Tabungan Jelang Sekolah. Tabungan tersebut disisihkan dari hasil panen dan hanya bisa diambil pada saat moment tersebut.

Permodalan
Modal usaha KSU Prospek Mandiri Mutiara Timur bersumber dari; simpanan pokok anggota, simpanan wajib, tabungan anggota dan petani mitra, investasi Pihak Ketiga dan pinjaman lunak Kementerian Koperasi dan UKM. Berdasarkan RAT tahun 2010, total asset yang dimiliki KSU Prospek Mandiri Mutiara Timur kurang lebih 700 juta, dimana 25% berupa aktiva lancar dalam bentuk sarana prasarana usaha dan 75% berupa modal kerja.

Kamis, 14 Juli 2011

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK









Peningkatan mutu intensifikasi selama tiga dasawarsa terakhir, telah melahirkan petani yang mempunyai ketergantungan pada pupuk yang menyebabkan terjadinya kejenuhan produksi pada daerah-daerah intensifikasi padi. Keadaan ini selain menimbulkan pemborosan juga menimbulkan berbagai dampak negatif khususnya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu perlu upaya perbaikan agar penggunaan pupuk dapat dilakukan seefisien mungkin dan ramah lingkungan.

Peningkatan mutu intensifikasi selama tiga dasawarsa terakhir, telah melahirkan petani yang mempunyai ketergantungan pada pupuk yang menyebabkan terjadinya kejenuhan produksi pada daerah-daerah intensifikasi padi. Keadaan ini selain menimbulkan pemborosan juga menimbulkan berbagai dampak negatif khususnya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu perlu upaya perbaikan agar penggunaan pupuk dapat dilakukan seefisien mungkin dan ramah lingkungan.

Adanya kejenuhan produksi akibat penggunaan pupuk yang melebihi dosis, selain menimbulkan pemborosan juga akan menimbulkan berbagai dampak negatif terutama pencemaran air tanah dan lingkungan, khususnya yang menyangkut unsur pupuk yang mudah larut seperti nitrogen (N) dan kalium (K).

Selain itu, pemberian nitrogen berlebih disamping menurunkan efisiensi pupuk lainnya, juga dapat memberikan dampak negatif, diantaranya meningkatkan gangguan hama dan penyakit akibat nutrisi yang tidak seimbang. Oleh karena itu, perlu upaya perbaikan guna mengatasi masalah tersebut, sehingga kaidah penggunaan sumber daya secara efisien dan aman lingkungan dapat diterapkan.
Efisiensi penggunaan pupuk saat ini sudah menjadi suatu keharusan, karena industri pupuk kimia yang berjumlah enam buah telah beroperasi pada kapasitas penuh, sedangkan rencana perluasan sejak tahun 1994 hingga saat ini belum terlaksana. Di sisi lain, permintaan pupuk kimia dalam negeri dari tahun ke tahun terus meningkat, diperkirakan beberapa tahun mendatang Indonesia terpaksa makin banyak mengimpor pupuk kimia. Upaya peningkatan efisiensi telah mendapat dukungan kuat dari kelompok peneliti bioteknologi berkat keberhasilannya menemukan pupuk organik yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia. Pengembangan industri pupuk organik mempunyai prospek yang cerah dan menawarkan beberapa keuntungan, baik bagi produsen, konsumen, maupun bagi perekonomian nasional.

Upaya pembangunan pertanian yang terencana dan terarah yang dimulai sejak Pelita pertama tahun 1969, telah berhasil mengeluarkan Indonesia dari pengimpor beras terbesar dunia menjadi negara yang mampu berswasembada beras pada tahun 1984. Namun di balik keberhasilan tersebut, akhir-akhir ini muncul gejala yang mengisyaratkan ketidakefisienan dalam penggunaan sumber daya pupuk. Keadaan ini sangat memberatkan petani, lebih-lebih dengan adanya kebijakan penghapusan subsidi pupuk dan penyesuaian harga jual gabah yang tidak berimbang.

Beberapa penelitian yang menyangkut efisiensi penggunaan pupuk, khususnya yang dilakukan oleh kelompok peneliti bioteknologi pada beberapa tahun terakhir, sangat mendukung upaya penghematan penggunaan pupuk kimia. Upaya tersebut dilakukan melalui pendekatan peningkatan daya dukung tanah dan/atau peningkatan efisiensi produk pupuk dengan menggunakan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organik, selain meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan.
Industri pupuk organik saat ini mulai tumbuh dan berkembang, beberapa perusahaan yang bergerak dibidang pupuk organik cukup banyak bermunculan, antara lain seperti ; PT Trimitra Buanawahana Perkasa yang bekerjasama dengan PT Trihantoro Utama bersama Pemda DKI Jakarta dan Pemkot Bekasi yang saat ini akan mengolah sampah kota DKI Jakarta, PT Multi Kapital Sejati Mandiri yang bekerjasama dengan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan Pemda Kabupaten Brebes Jawa Tengah yang mengolah sampah kota dan limbah perdesaan. PT PUSRI selain memproduksi pupuk kimia, saat ini bersama PT Trihantoro Utama dan Dinas Kebersihan Pemda DKI Jakarta juga memproduksi pupuk organik. Sampah dan limbah organik diolah dengan menggunakan teknologi modern dengan penambahan nutrien tertentu sehingga menghasilkan pupuk organik yang berkualitas.

Penggunaan pupuk organik bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk organik untuk menurunkan dosis penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (kedelai, padi, jagung, dan kentang) maupun tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao, teh, dan tebu) yang diketahui selama ini sebagai pengguna utama pupuk konvensional (pupuk kimia). Lebih lanjut, kemampuannya untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan terbukti sejalan dengan kemampuannya menurunkan dosis penggunaan pupuk kimia.

Beberapa hasil penelitian di daerah Pati, Lampung, Magetan, Banyumas, organik terbukti dapat menekan kebutuhan pupuk urea hingga 100 persen, TSP/SP36 hingga 50 persen, kapur pertanian hingga 50 persen. Biaya yang dihemat mencapai Rp. 50.000/ha, sedangkan produksi kedelai meningkat antara 2,45 hingga 57,48 persen. Keuntungan yang diperoleh petani kedelai naik rata-rata p. 292.000/ha, terdiri dari penghematan biaya pemupukan sebesar Rp. 50.000/ha, dan kenaikan produksi senilai Rp. 242.000/ha (Saraswati et al., 1998).

Aplikasi pupuk organik yang dikombinasikan dengan separuh takaran dosis standar pupuk kimia (anorganik) dapat menghemat biaya pemupukan. Pengujian lapang terhadap tanaman pangan (kentang, jagung, dan padi) juga menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena selain dapat menghemat biaya pupuk, juga dapat meningkatkan produksi khususnya untuk dosis 75 persen pupuk kimia (anorganik) ditambah 25 persen pupuk organik (Goenadi et. al., 1998). Pada kombinasi 75 persen pupuk kimia (anorganik) ditambah 25 persen pupuk organik tersebut biaya pemupukan dapat dihemat sebesar 20,73 persen untuk tanaman kentang ; 23,01 persen untuk jagung ; dan 17,56 persen untuk padi. Produksi meningkat masing-masing 6,94 persen untuk kentang, 10,98 persen untuk jagung, dan 25,10 persen untuk padi. Penggunaan pupuk organik hingga 25 persen akan mengurangi biaya produksi sebesar 17 hingga 25 persen dari total biaya produksi.

Dengan adanya diversifikasi produk dari pupuk organik ini maka prospek pengembangan industri pupuk organik ke depan akan semakin menguntungkan sehingga lahan pekerjaan baru akan semakin luas.